Urbanisasi dan Perubahan Sosial di Masyarakat

URBANISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DESA BINDANG KECAMATAN PASEAN KABUPATEN YOGYAKARTA
Artikel ini mengkaji urbanisasi dan perubahan sosial masyarakat di Desa Bandulan, Bali. Perubahan gaya hidup masyarakat di daerah ini merupakan akibat langsung dari pembangunan ekonomi yang terjadi di kota Bali. Akibat dari perubahan ini adalah budaya tradisional masyarakat tergantikan oleh gaya hidup yang lebih modern. Selain itu, budaya tradisional daerah ini mulai terkikis oleh pengaruh dunia luar, yang terlihat dari cara berpakaian dan cara berbicara mereka.

Perubahan ini juga berdampak pada agama tradisional masyarakat setempat, yaitu Islam. Pengaruh agama asing telah menyebabkan berkurangnya jumlah pemeluk agama Islam di wilayah ini, dan meningkatnya jumlah pemeluk agama Hindu dan Buddha.

Hal ini mengakibatkan perubahan identitas keagamaan masyarakat tersebut, dan sebagai konsekuensinya, mereka harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Perubahan tersebut berdampak negatif pada struktur sosial di wilayah tersebut. Hal ini disebabkan oleh hancurnya sistem keluarga dan klan tradisional, dan banyak keluarga kini hidup terpisah satu sama lain. Hubungan antaranggota keluarga tersebut tidak sedekat sebelumnya.

Alasan lain mengapa perubahan ini terjadi adalah fakta bahwa telah terjadi peningkatan besar dalam pariwisata di daerah ini. Hal ini berdampak positif pada perekonomian daerah ini, tetapi juga mengakibatkan banyaknya tekanan pada infrastruktur lokal. Hal ini menyebabkan perlunya peningkatan jalan dan layanan publik, yang pada gilirannya telah meningkatkan biaya hidup bagi penduduk.

Sebuah jenis ekonomi baru telah tercipta di daerah tersebut sebagai hasil dari pertumbuhan pariwisata. Daerah tersebut sekarang memiliki banyak hotel dan restoran, yang telah memberikan orang-orang di wilayah ini lebih banyak pilihan tempat untuk dikunjungi. Ini berarti bahwa mereka dapat bepergian ke berbagai daerah dengan lebih mudah dan dengan demikian dapat melihat lebih banyak daerah pedesaan.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui serangkaian wawancara dengan informan kunci. Mereka termasuk Niwar Abidin (selaku kepala desa), Juhairiyah (selaku ibu kepala desa), Sukarto (selaku pekerja kerja kawasan), Hafid (sekretaris desa), Karimatul Jennah (sekretaris masyarakat), Pari (sekretaris pusat), dan Pak Patha (sekretaris kota). Selain wawancara, kerja lapangan observasional dilakukan di daerah tersebut. Ini dilengkapi dengan analisis berbagai literatur, termasuk jurnalis, buku, dan laporan. Data kemudian dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak urbanisasi dirasakan oleh sebagian besar penduduk di wilayah ini. Namun, penting untuk dicatat bahwa dampak pada komunitas yang lebih kecil kurang terlihat.